Sumber: Freepik
Trendline adalah alat untuk menjangka pergerakan trend semasa melalui pergerakan harga sebelumnya, dengan melukis satu garisan lurus ke atas menandakan bull sedang menguasai harga saham. Atau sebaliknya melukis ke bawah menandakan bear sedang menguasai harga saham. Ianya membuktikan gambaran trend semasa dengan lebih jelas.
Trendline juga digunakan dalam semua jenis timeframe (per jam, harian, mingguan atau bulanan) dan digunakan di pelbagai pasaran semasa seperti saham, futues, bitcoin, forex dan sebagainya.
Dengan penggunaan trendline, trader melihat peluang trading dengan lebih mudah. Trendline memiliki tiga sifat utama yaitu, semakin banyak titik yang dihubungkan, semakin trendline valid dan kuat menahan titik-titik support dan resistance. Semakin trendline valid, semakin trendline tersebut diperhatikan pelaku pasar. Kecuraman trendline menjadi acuan pelaku pasar mengidentifikasi kondisi bullish dan bearish.
Cara Membuat Garis Trendline
Sumber: Freepik
Untuk membuat garis trendline dengan baik, yang harus kamu lakukan yang pertama adalah mengenal trendline dan menentukan puncak-puncak dan lembah-lembah.
Setelah itu hubungkan dua titik dengan sebuah garis, jika kamu melihat sebuah Uptrend. Jika kamu melihat sebuah Downtrend maka kamu perlu menghubungkan minimal dua puncak dengan sebuah garis.
Penarikan garis harus didasari Price Action. Jika kamu melihat Puncak yang Meninggi (Higher High/HH) dan Lembah yang Meninggi (Higher Low/HL) maka itu adalah Uptrend.
Menggambar garis Uptrend semestinya di lembah-lembahnya, dan bukan sebaliknya. Kita mengantisipasi perubahan arah trend maka garis trend naik di gambar setelah ada dua lembah atau lebih yang meninggi. Garis Uptrend tersebut akan berfungsi sebagai garis Support.
Begitupun dengan garis trend turun/downtrend, harus digambar mengikuti kaidah Price Action. Kita mengetahui bahwa Downtrend adalah Puncak yang Merendah (Lower High/LH) dan Lembah yang Merendah (Lower Low/LL).
Garis Downtrend harus digambar di puncak-puncak yang merendah. Dengan begitu garis tersebut akan berfungsi sebagai Resistance. Garis ini akan mengantisipasi perubahan arah trend jika kandil-kandil memutuskan untuk berbalik arah menjadi Uptrend.
Tidak hanya naik dan turun, kamu juga bisa menandai gerakan Sideways. Sideways adalah ketika terjadi pergerakan harga naik dan turun secara mendatar dibatasi oleh Support dan Resistance horizontal.
Kondisi sideways biasa disebut juga dengan pola bujur sangkar. Disebut demikian karena kita bisa meletakkan sebuah kotak yang membatasi kenaikan dan penurunannya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar garis trend:
- Sebuah garis trend harus dibentuk oleh setidaknya dua lembah dan puncak.
- Semakin curam garisnya, semakin mudah untuk ditembus dan berubah arah.
- Semakin sering harga memantul dan menguji Support atau Resistance yang dibentuk oleh garis tren maka garis trend semakin kuat.
- Jangan pernah memaksakan sebuah garis untuk kondisi tertentu.
- Setelah selesai menggambar garis trend, kamu dapat menggunakannya untuk trading saham.
Tips Trading Menggunakan Trendline
Sumber: Freepik
Jika kita sudah paham bagaimana cara membuat Trendline, kita sudah dapat menggunakannya untuk trading forex. Trendline biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengetahui Bounce atau Breakout.
- Jika harga memantul (Bounce) di Trendline atas, harga berpotensi turun hingga mencapai trendline bawah.
- Jika harga memantul diTrendline bawah, harga berpotensi naik hingga mencapai trendline atas.
- Saat harga sedang naik, Trendline atas di tembus (Breakout), kemungkinan menjadi awal dari trend Bullish.
- Saat harga sedang Bullish, Trendline bawah di tembus, kemungkinan menjadi awal dari trend Bearish.
Selain itu, Kita juga bisa memanfaatkan indikator teknikal lainnya, atau mengamati Pola Candlestick yang akan terbentuk sekitar titik-titik Bounce dan Breakout.